Rabu, 16 Oktober 2013

Penggunaan Model Pembelajaran Meaningful Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 2 Legokjawa dalam KBM Menulis karangan sederhana


A.    Judul
Penggunaan Model Pembelajaran Meaningful Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 2 Legokjawa dalam KBM Menulis karangan sederhana
B.     Penulis
Nama         :Musaroh, S,Pd. SD.
Tugas         : SD Negeri 2Legokjawa, Kec. Cimerak, Kab. Ciamis
C.    Abstrak dan Kata Kunci
ABSTRAK

Kata Kunci: KBM menulis karangan sederhana, Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa, dan Model Pembelajaran Meaningful Learning
1
         KBM menulis karangan sederhana yang telah dilaksanakan oleh guru dan siswa kelas III SD Negeri 2 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, Tahun Pelajaran 2011/2012 pada semester 2 menunjukkan kurang berhasil, baik dilihat dari sisi proses maupun hasil.  Siswa yang mengalami kesulitan dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran, tidak sedikit.  Hal ini disebabkan oleh pendekatan yang digunakan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran, kurang tepat. Hal ini dirasakan sekali oleh guru. Untuk mengatasi masalah tersebut, digunakan model pembelajaran meaningful learning. Model pembelajaran meaningful learning merupakan salah satu pendekatan yang memusatkan perhatian pada proses belajar siswa agar mengalami sendiri setiap tuntutan pembelajaran secara bermakna. Tugas guru dalam rangka itu bukan saja memfasilitasi tetapi juga inovator, motivator, dan mediator bagi siswa saat sedang menempuh tahapan-tahapan KBM menulis karangan sederhana berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran meaningful learning.  Penerapan model tersebut menempuh dua siklus PTK.  Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yang ditempuh secara kolaborasi dengan teman sejawat.  Keempat tahapan dimaksud, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Setelah melakukan serangkaian kegiatan penelitian, terbukti penggunaan model pembelajaran meaningful learningdapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas III SD Negeri 2 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, Tahun Pelajaran 2011/2012. Adanya peningkatan tersebut, tidak lepas dari upaya kemampuan guru, baik dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi kemampuan siswa dalam pembelajaran, dan menindaklanjuti hasilnya agar diperoleh peningkatan yang lebih baik.

D.    Pendahuluan
a.   Latar Belakang Masalah
Upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan KBM menulis, sangatlah penting. Ada beberapa alasan yang menjadi dasar pertimbangan seruan ini, tentunya ditujukan kepada setiap guru yang mengampu mata pelajaran ini, antara lain: (1) setiap siswa memiliki potensi tersendiri untuk melakukan berbagai kegiatan kreatif secara aktif dan inovatif dalam memenuhi tuntutan KBM menulis; (2) potensi yang berbeda antarsiswa, menuntut adanya upaya strategis, agar berlangsung proses belajar yang menyenangkan, yang diharapkan hal ini akan berdampak pada berkembangkannya kemampuan mereka dalam memenuhi setiap tuntutan KBM menulis; (3) setiap tuntutan dalam KBM menulis menghendaki kemampuan tertentu, yang satu sama lain memiliki tingkat kesulitan berbeda, dan ini tentunya memerlukan upaya profesional, agar setiap siswa bisa terlepas dari kesulitannya; dan (4) hasil KBM menulis menunjukkan sebagian besar siswa kurang mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
Kondisi tersebut, terbukti dalam KBM menulis karangan sederhanayang telah diselenggarakan guru dan siswa kelas III SD Negeri 2 Legokjawa, mayoritas siswa diketahui kurang mampu memenuhi tuntutan pembelajaran yang ditunjukkan oleh hasil belajarnya kurang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan.Berdasarkan hasil pengamatan guru bahwa selama proses pembelajaran sedang berlangsung, antarsiswa tidak terjalin saling memberi dan menerima masukan positif sehubungan dengan pemahaman masing-masing terhadap setiap tuntutan pembelajaran.
Sesederhana apapun konteks tulisan itu, tetap terikat oleh aturan, termasuk dalam menulis karangan sederhana.Tidak sedikit siswa kelas III SD Negeri 2 Legokjawayang menghadapi kesulitan dalam memenuhi setiap aturan di dalamnya. Seandainya saja proses KBM menulis karangan sederhanaberlangsung kurang baik, bisa jadi masalah ini menimbulkan konflik yang tidak diharapkan, seperti antarsiswa tidak terjadi saling belajar, dan mereka enggan untuk bertanya kepada guru, karena ruang geraknya terbatas. Persoalan ini, mengindikasikan telah terjadi kevakuman bukan saja antarsiswa tetapi juga antara guru dengan siswa. Jelas, konteks kegiatan belajar mengajar ini tidak sesuai dengan tuntutan standar proses, yang mana ini merupakan bagian dari standar nasional pendidikan. Menurut Mulyasa (2008: 25) “Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan”. Ada beberapa indikator dari tuntutan di dalamnya yang dikemukan Mulyasa (2008: 25), sebagai bahan pemikiran bagi guru, tiga di antaranya tertulis berikut.
1.      Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
2.      Dalam proses pembelajaran, pendidik memberikan keteladan.
3.      Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis.

Berdasarkan kondisi dan tuntutan di atas, diperoleh suatu pemikiran bahwa proses dan hasil belajar siswa sangat bergantung pada pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Apabila setiap proses pembelajaran dikelola dengan memperhatikan ketiga tuntutan tersebut, bukan hanya proses bejalar siswa saja yang akan bermakna, hasil belajarnyapun kuat kemungkinan dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Sangat mungkin kekurangberhasilan proses KBM menulis karangan sederhanayang sudah diselenggarakan guru dan siswa kelas III SD Negeri 2 Legokjawa, terkait dengan masalah pengelolaan. Komponen yang sangat erat kaitannya dengan pengelolaan proses pembelajaran, selain komponen guru dan siswa, adalah pendekatan yang digunakan, sebagaimana dikemukakan Iskandarwassid (2010:79) yang dikutip berikut.
Dalam proses pembelajaran, komponen guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan mencapai target yang diinginkan. Selain itu, komponen pendekatan yang diterapkan pun tidak kalah penting, karena komponen ini menyangkut stabilitas guru dan siswa dalam KBM guna mencapai kualitas yang diharapkan.
Bertolak dari persoalan itu dan tuntutan harus adanya upaya strategis untuk mengatasinya, penulis merasa terdorong untuk melakukan perbaikan mutu proses dan hasil KBM menulis karangan sederhana dengan mengikuti alur penelitian tindakan kelas.
b.      Identifikasi Masalah
Keberhasilan KBM menulis karangan sederhana, termasuk yang telah diselenggarakan oleh guru dan siswa kelas III SD Negeri 2 Legokjawasangat bergantung pada berbagai komponen yang dinilai vital di dalamnya. Termasuk dalam komponen tersebut, yaitu pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi guru dan siswa serta tuntutan kompetensi dasar. Kekurangtepatan dalam pemilihan model pembelajaran bukan saja akan berdampak pada kinerja guru menjadi kurang efektif dan efisien tetapi juga pada kinerja siswa akan menjadi kurang respon terhadap setiap tuntutan kompetensi dasar. Itu sebabnya tujuan pembelajaran kurang tercapai dengan baik oleh setiap siswa, termasuk siswa kelas III SD Negeri 2 Legokjawa.
       Berdasarkan hasil refleksi awal bersama dengan teman sejawat, apa yang menjadi faktor penyebab proses KBM menulis karangan sederhanakurang berhasil mengantarkan seluruh siswa kelas III SD Negeri 2 Legokjawa, yakni dampak dari pemilihan model pembelajaran yang diupayakan guru kurang tepat. Hal ini bukan saja telah berdampak terhadap kinerja guru menjadi kurang efektif dan efisien dalam membelajarkan siswa, tetapi juga terhadap kinerja siswa menjadi kurang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ketika mempelajari setiap tuntutan pembelajaran, yang pada akhirnya banyak di antara mereka yang kurang berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Dari 41 orang siswa di kelas ini, hanya 8 orang siswa saja (19,51%) yang dinyatakan mampu memenuhi tuntutan kriteria tersebut. Sementara selebihnya dari mereka, yakni 34 orang siswa (80,49%) dinyatakan kurang berhasil mencapainya. Sebab itulah, perlu dilakukan perbaikan KBM menulis karangan sederhana yang berorientasi pada sebuah model yang tepat.
c.       Rumusan Masalah
        Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, apa yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.      Bagaimana langkah-langkah menggunakan model pembelajaran meaningful learning untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana?
2.      Apakah kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhanameningkat setelah digunakan model pembelajaran meaningful learning?
d.      Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yang dihadapi guru untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 2 Legokjawa dalam menulis karangan sederhanaakan diupayakan melalui penggunaan model pembelajaran meaningful learning. Untuk mencapai harapan tersebut perlu adanya kerjasama yang sinergis antara guru dan siswa, dan juga antara guru pelaksana tindakan dengan teman sejawat yang berperan sebagai kolabolator.
Penggunaan model pembelajaran meaningful learning dalam memecahkan masalah tersebut didasarkan pada pertimbangan teoretis-praktis sebagai berikut.
1.    Secara teoretis, Sanjaya (dalam Saud, 2008: 162) mengemukakan sebagai berikut.
1)   Model pembelajaran meaningful learning adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran.
2)   Model pembelajaran meaningful learning adalah suatu konsepsi belajar mengajar yang membantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata, memotivasi siswa untuk belajar lebih baik agar berhasil mencapai tujuan.
3)   Adanya tiga prinsip utama dalam model pembelajaran meaningful learning, yaitu saling ketergantungan, diferensiasi, dan pengorganisasian. Melalui ketiga prinsip ini, proses pembelajaran berlangsung secara bermakna bagi siswa dan guru akan memperoleh kemudahan pada saat membelajarkannya.
2.      Secara praktis, model pembelajaran meaningful learning belum didayagunakan sebagaimana mestinya oleh para guru yang mengajar di kelas III SD Negeri 2 Legokjawa, khususnya dalam KBM menulis karangan sederhana.
e.       Tujuan Penelitian
Tujuan mengadakan penelitian ini, yaitu untuk:
1.  meningkatkan kinerja guru dan siswa dalam KBM menulis karangan sederhana;
2.  meningkatkan kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan KBM menulis karangan sederhana;
3.  mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran meaningful learning dalam meningkatkan kinerja guru dan siswa dalam KBM menulis karangan sederhana;
4.  mengetahui efek positif penggunaan model pembelajaran meaningful learning untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan KBM menulis karangan sederhana.
f.       Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dengan mengadakan penelitian ini, antara lain:
1.      Kinerja guru dan siswa dalam proses KBM menulis karangan sederhana, dapat diperbaiki secara bertahap.
2.      Kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan KBM menulis karangan sederhanadapat terus ditingkatkan.
3.      Dapat ditemukan suatu model pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam KBM menulis karangan sederhana.
4.      Meningkatkan kualitas sekolah sebagai institusi pendidikan, agar lebih berdaya guna dalam mencapai hasil pembelajaran secara bermutu bagi siswa.
g.      Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan
1.      Hakikat Menulis
Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Selain itu dapat juga diartikan berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis” (Suriamiharja, 1985: 2).
Sepandangan dengan kedua ahli di atas, Widyamartaya (dalam Yudibrata, 1997: 40) mengemukakan sebagai berikut “Menulis merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dapat dipahami tepat seperti dimaksudkan oleh penulis”. 

2.      Fungsi Menulis
Melalui kegiatan menulis, seseorang dapat mencurahkan gagasan, pikiran dan perasaannya.Dalam kegiatan berbahasa, fungsi utama menulis adalah alat komunikasi secara tertulis dan tidak langsung.
Menurut Widyamartaya (dalam Yudibrata, 1997: 42), seperti dikutip berikut “Pada prinsipnya, fungsi utama dalam tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.Sebagai alat komunikasi secara tidak langsung, konteks tulisan harus dapat dipahami benar oleh orang yang dituju”.
3.      Tujuan Menulis
Secara sederhana, Suhendar (1997: 62) mengemukakan beberapa tujuan dari menulis, seperti dikutip berikut.
1)    Menulis bertujuan untuk menyampaikan pesan secara tulis kepada lawan komunikasi.
2)    Menulis bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan berbahasa tulis.
3)    Menulis bertujuan untuk mengaktualisasikan diri kepada orang lain melalui media tulisan.
4)    Menulis bertujuan untuk meningkatkan kreativitas diri, sehubungan dengan ide-ide cemerlang yang disajikan secara cermat melalui bahasa tulis.
4.      Manfaat Menulis
Sehubungan dengan manfaat dari kegiatan ini, Akhadiah (1995: 4-5) mengemukakan rincian manfaat menulis, sebagai berikut.
1)    Penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya.
2)    Penulis dapat berlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan.
3)    Penulis dapat lebih menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.
4)    Penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat.
5)    Penulis akan dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara lebih objektif.
6)    Dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan mudah memecahkan permasalahn, yaitu dengan menganalisanya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.
7)    Dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif, penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekadar penyadap informasi dari orang lain.
8)    Dengan kegiatan menulis yang terencanakan, membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur.
5.      Menulis Karangan Sederhana
Karangan sederhana adalah salah satu bentuk tulisan dengan maksud tertentu. Dalam bentuknya terdiri atas deskripsi, argumentasi, narasi, eksposisi, dan persuasi. Masing-masing memiliki karakter dan harus disajikan dengan menggunakan bahasa Indonsesia yang komunikatif.
6.      Model Pembelajaran Meaningful Learning
1)      Asas Model Pembelajaran Meaningful Learning
Menurut Nurhadi (2003:75) asas meaningful learning dalam pembelajaran adalah pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan Bukanlah separangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat”. Manusia harus mengons­truksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, mene­mukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ­ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Esensi dari teori model pembelajaran meaningful learning adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, ­informasi itu menjadi milik mereka sendiri.
2)      Langkah-langkah Kegiatan Model Pembelajaran Meaningful Learning
        Menurut Sa’ud (2008:173), tahapan model pembelajaran meaningful learning, meliputi empat tahapan, yaitu: invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi,  dan pengambilan tindakan.
Tahap invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang dipelajari. Bila perlu guru memancing dengan memberikan pertanyaan yang problematik tentang fenomena kehidupan sehari-hari melalui kaitan konsep-konsep yang dibahas tadi dengan pendapat yang mereka miliki. Siswa diberi kesempatan untuk mengomunikasikan, mengikutsertakan pemahamannya tentang konsep tersebut.
Tahap eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, penginterpretasian data dalam sebuah kegiatan yang telah dirancang guru. Secara berkelompok siswa melakukan kegiatan dan berdiskusi tentang masalah yang dibahas. Secara keseluruhan, tahapan ini akan memenuhi rasa keingintahuan sista terhadap fenomena di lingkungan sekelilingnya.
Tahap penjelasan dan solusi, saat siswa memberikan penjelasan-penjelasan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan guru, maka siswa dapat menyampaikan gagasan, membuat model, membuat rangkuman dan atau ringkasan.
Tahapan pengambilan tindakan, siswa dapat membukat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan, berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran, baik secara individu maupun kelompok yang berhubungan dengan pemecahan masalah.
b.      Hipotesis Tindakan
Berdasarkan masalah penelitian dan kajian teori di atas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikutKemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana meningkat setelah digunakan model pembelajaran meaningful learning”.
E.        Metodologi Penelitian
a.      Subjek Penelitian
        Subjek dalam penelitian ini, yaitu siswa kelas III SD Negeri 2 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten CiamisTahun Pelajaran 2011/2012, yang terdiri atas 20 orang siswa berjenis kelamin perempuan dan 21 orang siswa berjenis kelamin laki-laki, yang sedang menempuh semester 2 dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
b.      Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Cimerak, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan proses KBM menulis karangan sederhana pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
c.       Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2011/2012,yaitu bulan Januari sampai dengan Maret 2011. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar efektif di kelas.
d.      Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui duasiklus untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam menulis karangan sederhanaberdasarkan model pembelajaran meaningful learning.
e.       Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa, guru, teman sejawat dan kolabolator.
f.       Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara, dan diskusi.
1.      Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan KBM menulis karangan sederhana yang menunjukkan hasil belajarnya.
2.      Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas  belajarsiswa dalam KBM menulis karangan sederhanaberdasarkan model pembelajaran meaningful learning yang menunjukkan proses kebermaknaan proses belajarnya.
3.      Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi KBM menulis karangan sederhanayang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran meaningful learning.
4.      Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolabolator untuk merefleksi hasil siklus PTK.
g.      Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1.    Kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhanayang menunjukkan hasil belajarnya: dengan menganalisis nilai rata-rata hasil evaluasi pada setiap siklus. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2.    Kebermaknaan proses belajar siswa yang menunjukkan aktivitas belajarnya dalam PBM: dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
3.    Implementasi KBM menulis karangan sederhana yang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran meaningful learning, dengan caramenganalisis tingkat keberhasilan, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.



F.     Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.       Siklus I
Pelaksanaan KBM menulis karangan sederhanayang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran meaningful learning pada siklus I, sudah dilaksanakan oleh guru dan siswa kelas III SD Negeri 2 Legokjawa.Tidak setiap tahapan yang direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru dan siswa.Namun, cukup membawa peruabahan pada aktivitas dan hasil belajar siswa.Berdasarkan catatan hasil pengamatan yang telah dilakukan teman sejawat, diperoleh gambaran sebagai berikut.
1.      Aktivitas belajar siswa yang menunjukkan kebermaknaannya dalam memenuhi setiap tuntutan proses pembelajaran yang diharapkan, masih kurang sesuai dengan tahapan-tahapan belajar yang sudah direncanakan. Hal ini disebabkan oleh guru belum terbiasa mengelola pembelajaran berdasarkan pola model pembelajaran meaningful learning. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru tidak dapat berbuat banyak.Perolehan nilai aktivitas belajar siswa dalam KBM menulis karangan sederhanayang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran meaningful learning pada siklus I, yakni 16 orang siswa (39,02%) mendapat nilai 7,5 atau 75, dan 25 orang siswa lainnya (60,08%) mendapat nilai 8,13 atau 81. Lebih jelasnya pada pada tabel berikut ini disertakan nilai aktivitas belajar untuk masing-masing siswa.
Tabel 4.1Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I
No
Subjek

Aktivitas Belajar
Jumlah
Nilai
A
B
C
D
E
F
G
1
Subjek 01
3
2
2
2

1

2

1
13
8.33
2
Subjek 02
2
2
2
2

2

1

1
12
7.5
3
Subjek 03
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
4
Subjek 04
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
5
Subjek 05
2
3
3
2
1
1
1
13
8.13
6
Subjek 06
2
2
3
2
2
1
1
13
8.13
7
Subjek 07
2
2
2
2
1
2
1
12
7.5
8
Subjek 08
2
2
2
2
1
2
2
13
8.13
9
Subjek 09
2
2
3
2
1
1
2
13
8.13
10
Subjek 10
1
2
3
2
1
1
2
12
7.5
11
Subjek 11
2
2
2
2
1
2
2
13
8.13
12
Subjek 12
2
2
1
1
2
2
2
12
7.5
13
Subjek 13
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
14
Subjek 14
1
3
1
2
1
2
2
12
7.5
15
Subjek 15
1
2
3
1
2
2
1
12
7.5
16
Subjek 16
2
2
2
2
1
1
2
12
7.5
17
Subjek 17
3
2
2
2
1
2
1
13
8.33
18
Subjek 18
2
2
2
2
2
1
1
12
7.5
19
Subjek 19
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
20
Subjek 20
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
21
Subjek 21
2
3
3
2
1
1
1
13
8.13
22
Subjek 22
2
2
3
2
2
1
1
13
8.13
23
Subjek 23
2
2
2
2
1
2
1
12
7.5
24
Subjek 24
2
2
2
2
1
2
2
13
8.13
25
Subjek 25
2
2
3
2
1
1
2
13
8.13
26
Subjek 26
1
2
3
2
1
1
2
12
7.5
27
Subjek 27
2
2
2
2
1
2
2
13
8.13
28
Subjek 28
2
2
1
1
2
2
2
12
7.5
29
Subjek 29
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
30
Subjek 30
1
3
1
2
1
2
2
12
7.5
31
Subjek 31
1
2
3
1
2
2
1
12
7.5
32
Subjek 32
2
2
2
2
1
1
2
12
7.5
33
Subjek 33
3
2
2
2
1
2
1
13
8.33
34
Subjek 34
2
2
2
2
2
1
1
12
7.5
35
Subjek 35
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
36
Subjek 36
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
37
Subjek 37
2
3
3
2
1
1
1
13
8.13
38
Subjek 38
2
2
3
2
2
1
1
13
8.13
39
Subjek 39
2
2
2
2
1
2
1
12
7.5
40
Subjek 40
2
2
2
2
1
2
2
13
8.13
41
Subjek 41
2
2
3
2
1
1
2
13
8.13
Keterangan:
A : Belajar Mengonstruksi
B : Belajar Berinkuiri
C : Belajar Bertanya
D : Belajar Bekerjasama
E : Belajar dari Model
F : Belajar Merefleksi
G: Belajar Autenthic Assessment

2.      Hasil belajar siswa yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi setiap tuntutan KBM menulis karangan sederhana yang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran meaningful learning pada siklus I cukup mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yakni 6,0 atau 60. Namun hasil belajar pada siklus I ini masih dirasa kurang memuaskan. Perolehan nilai terkecil, yaitu 6,67 atau 66. Siswa yang mendapat nilai tersebut ada 12 orang (29,26%). Perolehan nilai tertinggi, yaitu 8,33 atau 83, yang diberikan kepada 11 orang siswa (26,82%). Selain itu, ada 18 orang siswa (43,90%) yang memperoleh nilai 7,5 atau 75. Adapun perolehan nilai hasil belajar masing-masing siswa tersebut, seperti tertuang pada tabel berikut.  
Tabel 4.2
Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa                                                                        dalam Menulis karangan sederhanapada Siklus I

No

Subjek

Kriteria Penilaian

Jmlh
Nilai
Akhir
A
B
C
D
1
Subjek 01
3
2
2
2
45
7,5
2
Subjek 02
3
2
2
2
45
7,5
3
Subjek 03
3
3
2
2
50
8,33
4
Subjek 04
3
2
2
1
40
6,67
5
Subjek 05
3
2
1
2
40
6,67
6
Subjek 06
3
3
2
2
50
8,33
7
Subjek 07
3
2
2
2
45
7,5
8
Subjek 08
3
2
2
2
45
7,5
9
Subjek 09
3
2
2
2
45
7,5
10
Subjek 10
3
2
2
1
40
6,67
11
Subjek 11
3
3
2
2
50
8,33
12
Subjek 12
3
3
2
2
50
8,33
13
Subjek 13
3
2
2
1
40
6,67
14
Subjek 14
3
3
2
2
50
8,33
15
Subjek 15
3
2
1
2
40
6,67
16
Subjek 16
3
2
2
2
45
7,5
17
Subjek 17
3
2
2
2
45
7,5
18
Subjek 18
3
2
2
2
45
7,5
19
Subjek 19
3
3
2
2
50
8,33
20
Subjek 20
3
2
2
1
40
6,67
21
Subjek 21
3
2
1
2
40
6,67
22
Subjek 22
3
3
2
2
50
8,33
23
Subjek 23
3
2
2
2
45
7,5
24
Subjek 24
3
2
2
2
45
7,5
25
Subjek 25
3
2
2
2
45
7,5
26
Subjek 26
3
2
2
1
40
6,67
27
Subjek 27
3
3
2
2
50
8,33
28
Subjek 28
3
3
2
2
50
8,33
29
Subjek 29
3
2
2
1
40
6,67
30
Subjek 30
3
3
2
2
50
8,33
31
Subjek 31
3
2
1
2
40
6,67
32
Subjek 32
3
2
2
2
45
7,5
33
Subjek 33
3
2
2
2
45
7,5
34
Subjek 34
3
2
2
2
45
7,5
35
Subjek 35
3
3
2
2
50
8,33
36
Subjek 36
3
2
2
1
40
6,67
37
Subjek 37
3
2
1
2
40
6,67
38
Subjek 38
3
3
2
2
50
8,33
39
Subjek 39
3
2
2
2
45
7,5
40
Subjek 40
3
2
2
2
45
7,5
41
Subjek 41
3
2
2
2
45
7,5
Keterangan:
A: pilihan kata
B: penggunaan kalimat
C: penggunaan EYD dan tanda baca
D: kejelasan maksud yang disampaikan
Skor 1: kurang mampu; Skor 2: cukup mampu; danSkor 3: mampu

3.      Kekurangaktifan sebagian besar siswa dalam KBM menulis karangan sederhanayang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran meaningful learning pada siklus I, disebabkan oleh aktivitas guru dalam membelajarkan mereka. Dengan demikian, guru dinilai kurang mampu mengelola KBM menulis karangan sederhana yang disajikan dengan menggunakan pendekatan tersebut. Tidak ada upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi kekakuannya itu. 
b.      Siklus II
Proses KBM menulis karangan sederhanadengan menggunakan model pembelajaran meaningful learning pada siklus II sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Berdasarkan pengamatan dan penilaian serta catatan para pengamat, aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan lebih baik dari siklus I. Lebih jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
1.      Siswa tampak lebih aktif, baik pada saat belajar mengonstruksi materi ajar, belajar menemukan kesalahan penulisan dalam karangan, belajar bertanya sehubungan dengan hal-hal yang kurang dipahaminya kepada guru, belajar meniru model sehubungan dengan menulis karangan sederhana, belajar bekerja sama dalam kelompok saat menyelesaikan bahan penugasan, belajar merefleksi hasil pekerjaan, maupun pada saat belajar dinilai kemampuannya secara nyata. Aktivitas belajar siswa bisa seperti ini karena adanya bimbingan dan arahan secara intensif dari guru. Guru tidak lagi merasa kaku, karena sebelumnya telah mempersiapkan segala sesuatunya, agar proses KBM menulis karangan sederhanayang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran meaningful learning pada siklus II dapat berlangsung dengan baik. Atas dasar itu pengamat memberikan penilaian seperti itu terhadap aktivitas belajar siswa. Perolehan nilai aktivitas belajar siswa dalam KBM menulis karangan sederhanayang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran meaningful learning pada siklus II, yakni 5 orang siswa (12,19%) mendapat nilai 8,13 atau 81, dan 36 orang siswa lainnya (87,81%) mendapat nilai 8,75 atau 87. Lebih jelasnya mengenai penilaian aktivitas belajar masing-masing tersebut tertuang pada pada tabel berikut.
Tabel 4.3
Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siswa
pada Siklus II
No
Subjek
Aktivitas Belajar
Jmlh
Nilai
A
B
C
D
E
F
G
1
Subjek 01
3
3
2
2
1
2
1
14
8.75
2
Subjek 02
1
3
1
2
1
3
2
13
8.13
3
Subjek 03
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
4
Subjek 04
1
3
2
2
1
2
3
14
8.75
5
Subjek 05
2
1
4
2
1
2
2
14
8.75
6
Subjek 06
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
7
Subjek 07
3
1
2
2
1
2
2
13
8.13
8
Subjek 08
2
3
2
1
2
2
2
14
8.75
9
Subjek 09
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
10
Subjek 10
2
4
2
1
2
1
2
14
8.75
11
Subjek 11
3
2
2
1
2
2
2
14
8.75
12
Subjek 12
2
2
3
2
1
2
2
14
8.75
13
Subjek 13
3
2
2
1
2
2
2
14
8.75
14
Subjek 14
2
3
2
1
2
2
2
14
8.75
15
Subjek 15
2
2
3
2
1
2
2
14
8.75
16
Subjek 16
3
2
2
1
2
2
2
14
8.75
17
Subjek 17
3
3
2
2
1
2
1
14
8.75
18
Subjek 18
1
3
1
2
1
3
2
13
8.13
19
Subjek 19
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
20
Subjek 20
1
3
2
2
1
2
3
14
8.75
21
Subjek 21
2
1
4
2
1
2
2
14
8.75
22
Subjek 22
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
23
Subjek 23
3
1
2
2
1
2
2
13
8.13
24
Subjek 24
2
3
2
1
2
2
2
14
8.75
25
Subjek 25
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
26
Subjek 26
2
4
2
1
2
1
2
14
8.75
27
Subjek 27
3
2
2
1
2
2
2
14
8.75
28
Subjek 28
2
2
3
2
1
2
2
14
8.75
29
Subjek 29
3
2
2
1
2
2
2
14
8.75
30
Subjek 30
2
3
2
1
2
2
2
14
8.75
31
Subjek 31
2
2
3
2
1
2
2
14
8.75
32
Subjek 32
3
2
2
1
2
2
2
14
8.75
33
Subjek 33
3
3
2
2
1
2
1
14
8.75
34
Subjek 34
1
3
1
2
1
3
2
13
8.13
35
Subjek 35
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
36
Subjek 36
1
3
2
2
1
2
3
14
8.75
37
Subjek 37
2
1
4
2
1
2
2
14
8.75
38
Subjek 38
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
39
Subjek 39
3
1
2
2
1
2
2
13
8.13
40
Subjek 40
2
3
2
1
2
2
2
14
8.75
41
Subjek 41
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
Keterangan:
A : Belajar Mengonstruksi
B : Belajar Berinkuiri
C : Belajar Bertanya
D : Belajar Bekerjasama
E : Belajar dari Model
F : Belajar Merefleksi
G: Belajar Autenthic Assessment
Skor 1: kurang
Skor 2: sedang
Skor 3: baik
Skor 4: sangat baik

2.      Hasil belajar siswa setelah mengikuti proses KBM menulis karangan sederhanayang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran meaningful learning pada siklus II mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari nilai evaluasi yang diperoleh keseluruhan siswa lebih darikriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yakni 6,0 atau 60. Nilai terendah hasil belajar siswa pada siklus II, yaitu 7,5 atau 75, sedangkan nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa, yaitu 9,17 atau 91. Nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut berada di atas nilai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia yang telah ditetapkan sekolah. Siswa yang memperoleh nilai 7,5 atau 75 hasil belajarnya sebanyak  10 orang (24,39%). Siswa yang meperoleh nilai 8,33 atau 83 hasil belajarnya sebanyak 16 orang (39,02%). Siswa yang memperoleh nilai 9,17 atau 91 sebanyak 15 orang (36,58%). Lebih jelasnya mengenai nilai perolehan hasil belajar masing-masing siswa tersebut, seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 4.4
Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa
dalamMenulis karangan sederhanapada Siklus II

No.

Subjek
Kriteria Penilaian

Jmlh
Nilai
Akhir
A
B
C
D
1
Subjek 01
3
3
3
2
55
9,17
2
Subjek 02
3
3
3
2
55
9,17
3
Subjek 03
3
2
2
2
45
7,5
4
Subjek 04
3
3
3
2
55
9,17
5
Subjek 05
3
3
2
2
50
8,33
6
Subjek 06
3
2
2
2
45
7,5
7
Subjek 07
3
3
2
2
50
8,33
8
Subjek 08
3
3
2
2
50
8,33
9
Subjek 09
3
3
2
2
50
8,33
10
Subjek 10
3
3
2
2
50
8,33
11
Subjek 11
3
3
3
2
55
9,17
12
Subjek 12
3
3
3
2
55
9,17
13
Subjek 13
3
2
2
2
45
7,5
14
Subjek 14
3
3
3
2
55
9,17
15
Subjek 15
3
3
2
2
50
8,33
16
Subjek 16
3
2
2
2
45
7,5
17
Subjek 17
3
3
3
2
55
9,17
18
Subjek 18
3
3
3
2
55
9,17
19
Subjek 19
3
2
2
2
45
7,5
20
Subjek 20
3
3
3
2
55
9,17
21
Subjek 21
3
3
2
2
50
8,33
22
Subjek 22
3
2
2
2
45
7,5
23
Subjek 23
3
3
2
2
50
8,33
24
Subjek 24
3
3
2
2
50
8,33
25
Subjek 25
3
3
2
2
50
8,33
26
Subjek 26
3
3
2
2
50
8,33
27
Subjek 27
3
3
3
2
55
9,17
28
Subjek 28
3
3
3
2
55
9,17
29
Subjek 29
3
2
2
2
45
7,5
30
Subjek 30
3
3
3
2
55
9,17
31
Subjek 31
3
3
2
2
50
8,33
32
Subjek 32
3
2
2
2
45
7,5
33
Subjek 33
3
3
3
2
55
9,17
34
Subjek 34
3
3
3
2
55
9,17
35
Subjek 35
3
2
2
2
45
7,5
36
Subjek 36
3
3
3
2
55
9,17
37
Subjek 37
3
3
2
2
50
8,33
38
Subjek 38
3
2
2
2
45
7,5
39
Subjek 39
3
3
2
2
50
8,33
40
Subjek 40
3
3
2
2
50
8,33
41
Subjek 41
3
3
2
2
50
8,33
Keterangan:
  A: pilihan kata
  B: penggunaan kalimat
  C: penggunaan EYD dan tanda baca
  D: kejelasan maksud yang disampaikan
  Skor 1: kurang mampu; Skor 2: cukup mampu; dan Skor 3: mampu
3.      Keaktifan siswa dalam KBM menulis karangan sederhana yang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran meaningful learning pada siklus II, disebabkan oleh aktivitas guru dalam mengelola setiap tahapan meningkat ke arah yang diharapkan. Oleh karena itu, pada siklus II tidak lagi ditemukan adanya siswa yang merasa kaku dalam menempuh setiap tahapan pembelajaran. Dengan demikian, menjadi jelaslah bahwa adanya peningkatan aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran bukan saja telah membawa dampak positif pada aktivitas belajar siswa tetapi juga terhadap hasil belajarnya pun telah memberi dampak yang positif.
b.      Pembahasan
Pembahasan terhadap hasil penelitian ini sangat penting. Dengan membahas hasil penelitian ini akan diperoleh suatu gambaran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Selain itu, efektivitas perlakuan (treatement) yang diterapkan pun dapat diketahui.Perlakuan dimaksud, yaitu model pembelajaran meaningful learning.Penerapan pendekatan ini diupayakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam KBM menulis karangan sederhana.
KBM menulis karangan sederhanayang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran meaningful learningdilaksanakan dalam dua siklus.Sebelum guru dan siswa melaksanakan KBM menulis karangan sederhanadengan menggunakan model pembelajaran meaningful learning, mereka tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan, baik dilihat dari sisi aktivitas maupun hasil belajar siswa.Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi ajar menulis karangan sederhana.Hal ini disebabkan oleh pendekatan yang digunakan guru dalam KBM menulis karangan sederhanapada saat itu, kurang tepat.Akibatnya, hasil belajar sebagian besar siswa kurang memenuhi tuntutan kriteria ketuntasan minimal (KKM), yakni 60.  Siswa yang berhasil memenuhi tuntutan ini hanya 8 orang (19,51%). Sementara itu selebihnya dari mereka, yakni 33 orang siswa (80,49%) dinyatakan kurang berhasil mencapainya.
Berbeda dengan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah mengikuti KBM menulis karangan sederhanayang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran meaningful learning, yang telah dilaksanakan dalam dua siklus.Pada siklus I, aktivitas belajar siswa lebih bermakna. Kebermaknaan aktivitas belajar siswa pada siklus I disebabkan oleh langkah-langkah model pembelajaran meaningful learning, seperti belajar mengonstruksi (constructivism), belajar berinkuiri (inquiry), belajar bertanya (questioning), belajar bekerja sama (community learning), belajar melalui model (modeling), belajar merefleksi (reflecting), dan belajar dinilai yang sebenarnya (authenticassessment). Dampak dari aktivitas belajarnya itu, pada siklus I seluruh siswa mengalami peningkatan hasil belajar dan mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, meski peningkatannya tidak begitu tinggi.Oleh karena itu, untuk lebih mengoftimalkan aktivitas dan hasil belajarnya maka dilakukan siklus II.
Pada siklus II KBM menulis karangan sederhanayang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran meaningful learning terjadi lagi perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, baik dilihat dari aktivitas maupun hasil belajarnya. Aktivitas belajar pada siklus II dirasakan siswa lebih menyenangkan.Itu sebabnya, hasil belajar seluruh siswa pada siklus II lebih baik daripada siklus I. Bahkan pada siklus II ini hasil belajar seluruh siswa melebihi nilai KKM yang telah ditetapkan.Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan melalui grafik berikut.

Grafik 1
NilaiAktivitas dan Hasil Belajar Siswa                                                                                                                                       
 

Grafik 1











Terjadinya peningkatan ke arah yang lebih baik pada aktivitas dan hasil belajar siswa setelah mengikuti KBM menulis karangan sederhana yang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran meaningful learning, tidak lepas dari dukungan guru dalam mengelola proses pembelajaran. Dengan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada dua siklus tersebut berarti pula kemampuan guru pun meningkat, baik dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi kemampuan siswa dalam pembelajaran, dan menindaklanjuti hasilnya agar diperoleh peningkatan yang lebih baik.
G.    Simpulan dan Saran
a.      Simpulan
Setelah menyelesaikan penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut.
1.      Langkah-langkah penggunaan model pembelajaran meaningful learning untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana, yakni: (1) belajar mengonstruksi, (2) belajar bertanya, (3) belajar menemukan, (4) belajar bekerja sama, (5) belajar dari model, (6) belajar merefleksi, dan (7) belajar menilai sebenarnya. Keseluruhan langkah tersebut, direncanakan dan dilaksanakan secara terintegrasi dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan seluruh siswa belajar secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Hal ini sudah diupayakan oleh guru pelaksana tindakan. Meski secara bertahap, namun pasti telah memberi dampak positif pada aktivitas belajar siswa kelas III SD Negeri 2 Legokjawa dalam meresfon setiap tuntutan pembelajaran menulis karangan sederhana. 
2.      Aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 2 Legokjawadalam KBM menulis karangan sederhana, meningkat secara bertahap setelah digunakan model pembelajaran meaningful learning. Meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa ditandai oleh tumbuhkembangnya peran aktif siswa dalam pembelajaran dan meningkatnya kemampuan memenuhi setiap tuntutan pembelajaran.
b.      Saran
Dengan telah terbuktinya model pembelajaran meaningful learningdapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana, maka diajukan saran dan upaya tindak lanjut sebagai berikut.
1.    Penggunaan model pembelajaran meaningful learning sebaiknya mempertimbangkan konteks permasalahan yang menjadi kesulitan siswa dalam memenuhi suatu tuntutan pembelajaran tertentu. Hal ini perlu dilakukan agar terhindar dari proses pembelajaran yang tidak diharapkan.
2.    Penggunaanmodel pembelajaran meaningful learning untuk meningkatkan kemampuan siswa yang menjadi subjek penelitian ini dalam menulis karangan sederhana, dinilai cocok, tetapi belum tentu pada siswa yang lain. Meski demikian, masih terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan terkait dengan aktivitas belajar siswa untuk bertanya jawab dengan sesama maupun dengan guru. Demikian pun dalam belajar bekerjasama dalam kelompok dan belajar merefleksi hasil pekerjaan, pada beberapa orang siswa di kelas ini dinilai masih kurang. Untuk itu ke depan perlu dilakukan suatu upaya tindak lanjut yang tepat, agar mereka keluar dari permasalahan ini. Kepada guru dan siswa, baik yang ada di SD Negeri 2 Cimerakmaupun di luar yang ingin mencoba menerapkan pendekatan ini disilakan, karena sudah terbukti kesulitan yang dihadapi penulis dan siswa binaan dapat diatasi melalui pendekatan ini.
H. Daftar Rujukan
Akhadiah, Sabarti. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta:Rineka Cipta.
Darma, dkk. 2007. Manajemen Prestasi Belajar. Jakarta:Rajawali Press.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa         Indonesia SD. Jakarta:Depdiknas.
Hasnun, Anwar. 2006. Pedoman Menulis untuk SD, SMP, dan SMA. Yogyakarta: Pioner.
Hermawan, Asep. 2010. Laporan Penelitian terhadap Proses dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (Studi Kasus di SD di Wilayah Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya). Tidak Dipublikasikan.
Heryadi, Dedi. 2008. Metode Penelitian Tindakan Bahasa. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi.
Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Guru Profesional dalam Menciptakan Pembelajaran.         Bandung:Rosda.
Mulyasa, E. 2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Teori dan Implementasi). Bandung: Rosda.
Nasrulloh.2007. Otonomi Pendidikan dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta:Rajawali Press.
Nurhadi. 2003. Pendekatan Contextual Teaching and Learning. Malang:IKIP Malang.
Rusyana, Yus. 1995. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan. Bandung:Algensindo.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses          Pendidikan. Bandung:Prenada.
Sanjaya, Wina. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Prenada.
Saud, S. U. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Suherli. 2010. Menyusun Karya Ilmiah. Bandung:Yrama Widya.
Sukidin. 2007. Prosedur dan Implementasi Penelitian Tindakan Kelas.
            Jakarta:Depdiknas.
Suryatmaja. 2007. Belajar Berbahasa. Jakarta:Gramedia.
Tarigan, H.G. 2002. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa. 
Trianto. 2007. Model-pendekatan Berorientasi Konstruktivisme. Bandung: Algensindo.
Widyamartaya. 2007. Membina Keterampilan Menulis. Bandung: Algensindo.